|
puncak gunung padang ciwidey |
Kali ini saya mengunjungi Gunung Padang Ciwidey, berangkat dari Bandung
sekitar jam 06.30 pagi, ( meet point carefour soekarno hatta) langsung menuju Ciwidey.
Berhenti sebentar didepa Kantor Kabupaten Bandung – Soreang menikmati fajar pagi.
Setelah
mengambil gambar sunrise, perjalanan dilanjutkan menuju Ciwidey, jalan
realtif masih sepi sehingga terasa lancer hingga sampai di Ciwidey
sekitar 08.30.
Sebelum arah pasar Ciwidey, kami mengambil jalur lurus
menuju desa Rawabogo, jalan relatif bagus, bahkan ketika mau masuk desa
Rawabogo, jalan desa sudah diperbaiki dengan jalan beton.
Sekita pk.
08.45 sampai diterminal Rawabogo (sebenarnya tidak tepat dibilang
terminal)
Tanjakan
tinggi sudah menghadang didepan, ketika meninggalkan desa Rawabogo
kemudian belok kiri menuju jalan kecil arah ke Gunung Padang. Suasana
masih sangat sepi, mulai melewat jalan berbatu, hingga sekitar 500
meter, jalan tanah merah yang membelah ladang penduduk.
Hanya
kami yang menyusuri jalan tanah yang cukup licin, benar-benar
sepi dan kami bersyukur bisa menikmati indahnya pagi, kicauan burung
juga desir angina yang menerpa daun2 cemara seakan menikmati simphoni
alam yang indah.
Sempat juga kami ragu ketika mencapai jalan
persimpangan, karena tidak ada petunjuk jalan kea rah Gunung Padang, eh ternyata salah satu rombongan kami (pen) orang rawabogo .Dengan kesiapannya menunjukkan arah ke Gunung
Padang, “ikuti saja jalan ini dan lihat bekas roda motor saja, sebentar
lagi akan sampai ke Gunung Padang”
Tanjakan yang cukup curam buat
saya, karena terasa sangat”ngos-ngosan” ketika mulai menapak kea rah
tanjakan curam dan licin. Tak berapa lama, dari jauh kelihatan bangunan
pondok tempat masuk ke Wanawisata Gunung Padang.
Memasuki
areal tempat wisata, kami disambut dengan gapura batu besar dengan
lorong kecil yang terjal, ketika saya mencoba mulai mendaki memasuki
tangga, ternyata rangselku nyangkut karena nggak muat, terpaksa harus di
loggarkan agar bisa melewati lorong pertama. (maklum SETULEGI)
Setelah
ambil nafas sebentar, kembali menaiki trap kedua, dengan sedikit
merangkak karena memang jalan setapak cukup terjal dan sebelah kirinya
tebing terjal yang menganga.
Betapa batu2 raksasa tersusun rapi dan dibalut akar-akar pohon yang mencengkeram sehingga terasa kokoh walau berada di gunung.
Hingga
pada satu tempat harus merangkak mendaki tangga untuk menuju batu
tinggi yang merupakan tempat favorit bagi pengunjung karena bisa
memperoleh pemandangan yang sangat indah. dari puncak kearah Bandung
maupun ke Saguling.
Suasana cukup sepi, dan sedikit ada nuansa
mistis karena banyak sisa dupa atau sesaji dibeberapa tempat, karena
banyak orang yang melakukan tirakat di sini.
Betapa saya
beruntung bisa menikmati keindahan alam parahyangan dari ketinggian
sekitar 2.500 meter, di bebatuan yang besar-besar, rimbunya pepohonan
dan hembusan angin yang sejuk.
Sejenak menikmati alam dipuncak Gunung
Padang sambil menikmati rujak dan makanan yang telah kita beli di bawah . luar biasa nikmat
Ketika akan
pulang, menuju jalan setapa yang berbeda dengan arah naik, baru terasa
kalau cukup tinggi dan terjal sewaktu menaiki Gunung Padang. Dengan
bersusah payah dan harus berpegangan pada akar2 pepohonan secara
perlahan dan pasti mulai menuruni jalan setapak. Wuih... terasa berat
banget apalagi dengan kondisi badan "kelas berat"
Sampailah di pondok untuk istirahat adn sarapan pagi, dengan menu mie rebus, terasa nikmat dalam keadaan lapar,kami mulai menuruni jalan tanah yang terjal, sambil menikmati perkebunan sepanjang jalan.
Hitung-hitung
hari ini saya sudah sebanding dengan mengelilingi lapangan sepakbola
10x..., kaos basah kuyup karena keringat yang menetes deras....., dapat
rekreasi, dapat gambar, dapat sehat mengurangi kolesterol.
Sekitar pukul 12.00 kami langsung menuju rumah pen wah enaknya yah .
kami di jamu makan makan disana sekalian solat dan pukul 18.00 wib kami pulang menuju bandung .