Rabu, 15 Juli 2015

Patahan Lembang

Sekitar pukul tujuh pagi saya bersama A Agi berdua sengaja ingin mecari sunrise dan target kami adalah patahan lembang via puncak bintang

Perjalanan kami lanjutkan dengan terus berkendara mengikuti arah jalan yang semakin lama semakin menanjak tajam. A agi mulai sesekali menggunakan gigi satu agar motor tetap tangguh menghadapi medan. Entah berapa lama kami bergumul dengan jalanan yang naik turun dan berkelok-kelok itu, mungkin sekitar setengah jam. Pengunjung yang datang menggunakan mobil harus ekstra berhati-hati agar tidak jatuh terperosok ke dalam jurang yang menganga di satu sisi jalan.
Sambil terus berkendara, kami menikmati panorama indah kota Bandung dari ketinggian yang masih diselimuti kegelapan. Sampai satu titik, saat kami sudah tidak tahan lagi, kami memutuskan untuk berhenti dan mengambil foto. Tergoda dengan indahnya kerlip lampu-lampu kota.
Bandung yang masih dilingkupi kegelapan. Sorry for the poor quality :(
Bandung yang masih dilingkupi kegelapan. Sorry for the poor quality 

Mengabaikan Warung Daweung dan bangku-bangku kayu yang dtempatkan menghadap panorama kota, kami terus melangkah hingga akhirnya tiba di Puncak Bintang melalui jalan pintas. Alih-alih melalui pintu masuk resmi yang dijaga oleh sebuah pos, kami berjalan melalui ladang warga.
Menunggu fajar
Menunggu fajar
Breaking dawn
Breaking dawn

Bangku-bangku kayu
Bangku-bangku kayu
IMG_20141227_053207
Jepretan Sony
DSC_3794
This is the best panorama I could get --"
This is the best panorama I could get –“


Jadi, saudara-saudara, kalau nggak rela bayar tiket masuk seharga Rp 8.000 lebih baik kalian masuk lewat jalan pintas saja seperti kami. Atau, cukupkan langkah kalian sampai di depan Warung Daweung. Di situ juga kita sudah bisa menikmati keindahan panorama kota Bandung 180 derajat dari ketinggian.
Sah sudah ke Puncak Bintang? Saaahhh!!!


Ikon Puncak Bintang
Ikon Puncak Bintang

Beberapa spot menarik di kawasan Bukit Bintang
Beberapa spot menarik di kawasan Bukit Bintang

Kami berjalan selama kurang lebih 45 menit. Celana jeans saya yang tadinya bersih mulai ternoda oleh cipratan lumpur. Pun dengan alas sandal gunung yang tertutup oleh lumpur tebal dan dedaunan yang menempel.
Berkas-berkas mentari yang bersinar menembus awan dan dedaunan
Berkas-berkas mentari yang bersinar menembus awan dan dedaunan
Jalan berlumpur!
Jalan berlumpur!
Panorama di persimpangan
Panorama di persimpangan
Terus mengikuti petunjuk yang diberikan papan jalan, kami tiba di tempat tujuan. Patahan Lembang-nya sendiri nggak terlalu menarik buat saya
,sebuah tebing dengan dinding berbatu-batu besar. Namun dari tempat kami berdiri, kami dapat menikmati panorama indah yang memadukan petak-petak sawah, rumah-rumah warga desa, dan bentangan gunung-gunung berselimut kabut yang berdiri dengan gagah.
Patahan Lembang
Patahan Lembang

Foto Jepretan Hp

sunrise
Bandung Punya
Selamat Datang



Setelah puas berfoto-foto, kami buru-buru berbalik turun karena masing-masing masih memiliki keperluan yang harus diselesaikan. Dalam perjalanan, kami bertemu dengan dua orang pemuda yang rupanya juga sedang dalam perjalanan pulang menuju Warung Bandrek. Ya, ternyata kawasan Bukit Moko ini pun terhubung dengan Tebing Keraton. Jika mau, kamu bisa trekking sejauh sekitar 7 kilometer untuk sampai ke objek wisata yang sedang fenomenal itu.

Hutan yang tumbuh rapat
Hutan yang tumbuh rapat
Mengais getah karet
Mengais getah karet

“It’s not a matter of destination, it’s a matter of learning.
Let’s learning by traveling…”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar