Sabtu, 16 Agustus 2014
Puncak Mega |
Kembali lagi dengan sebuah pendakian. Yang sekian lama direncanakan, akhirnya tiba waktunya juga. Yap... Pendakian Gunung Puntang.
Gunung Puntang ? Banyak orang yang ga begitu tau tentang gunung yang satu ini. Kebanyakan orang yang tau gunung ini adalah orang Bandung, terutama Bandung Selatan. Letak gunung ini berada di Desa Cimaung. Dekat dengan Kota Banjaran, sebelah selatan Kota Bandung. Untuk sampai kesini kita menggukan sepeda motor , bersama Opa , A agi , Dwie , Rita ,Gugum , Asep ,Dwi Dan Muhtar, pintu Bumi Perkemahan Gunung Puntang atau depan sekretariat PGPI (Persaudaraan Gunung Puntang Indonesia). Dari sini, kita ga perlu masuk ke buper. Kita lapor aja ke base camp PGPI. Disana kita cukup isi buku tamu
POS PGPI |
Dalam perjalanan saya, saya mulai perjalanan dari base camp jam 5 Sore. Lebih cepat 30 menit dari rencana. Waktu di base camp saya juga sempat ketemu sama 2 orang pendaki lain yang juga mau naik ke puncak. Tapi mereka jalan duluan.Diawal pendakian, treknya udah langsung nanjak. Ga terlalu trejal, tapi cukup menguras tenaga. Karena udah sebulan lebih ga olahraga, baru naik dikit napas udah berat banget. Beberapa kali kami istirahat, padahal naiknya belum jauh dan ga lama
Selama perjalanan kami dipenuhi dengan tertawa karena tingkah laku asep teman kami yang senang bercanda,saling ngobrol. Segala macem diobrolin, itung-itung buat ngurangi rasa capek. Trek dari base camp ke puncak cukup jelas. Banyak tanda yang bertuliskan "Puncak" disertai tanda panah. Selain tulisan, banyak juga string line disepanjang jalur dan sangat jelas karena hampir tidak ada percabangan. Untuk awal pendakian, jalurnnya sedikit pohon. Kayaknya sih pohon-pohonnya baru ditanam lagi. Kelihatan masih kecil-kecil dan tersusun rapi. Terlihat seperti daerah konservasi hutan. Setelah itu, kita baru masuk hutan belantara. Karena kelembaban yang cukup tinggi, tanah disini cukup licin walaupun saat musim kemarau. Sepanjang jalan juga ada beberapa pos untuk istirahat atau mendirikan tenda untuk berkemah.
Makan dulu gaiis |
Camp Pos Bayangan |
Selain pos untuk istirahat, ada lokasi juga yang bernama Batu Kereta. Dilokasi ini banyak tersusun batu-batu sebagai jalur pendakian. Istirahat dibebatuan itu pun enak banget. Pemandangannya indah. Pemandangan kota dari atas ketinggian. Setelah lewat Batu Kereta, kami melewati sebuah jalur dimana jalur ini kanan-kirinya jurang. Agak ngeri sih. Kalo meleng dikit, bisa masuk jurang. Setelah lewat jurang, ada sebuah pos. Ada tulisannya "Pos 2. Bangunan 2.". Disini lahannya cukup luas .dan camp bayangan ini bisa untuk mendirikan beberapa tenda. Tapi waktu itu kami ga bangun tenda disana karena udah ada yang nempatin. Ok... Lanjut lagi. Setelah Pos 2, ada lahan yang sedikit lebih kecil bertuliskan "Pos 1. Bangunan 1.". Bisa muat beberapa tenda dan kami memutuskan membangun tenda disini dan bermalam di pos 1 bayangan
Kami pun bangun tenda disana dan lanjut dengan acara masak masak dan berisahat.
Ga kerasa hari udah gelap. Matahari udah mulai tenggelam dan dinginnya malam mulai menyerang. Hal yang paling ditunggu-tunggu adalah lihat bintang. Karena, kalau lihat bintang dari gunung itu jelas banget karena ga ada polusi cahaya yang mengganggu penglihatan. Dari magrib kami nunggu, bintang-bintang belum muncul juga. Itu karena kabut dan awan yang cukup tebal. Tapi, setelah penantian yang cukup panjang, akhirnya bintang-bintang mulai terlihat. Subhanallah... Indah banget. Jarang banget bisa lihat bintang bertaburan dengan indahnya. Ditambah lagi beberapa kali muncul penampakan bintang jatuh yang menambah keindahan malam. Tapi pertunjukan ga berlangsung lama. Sekitar jam 10 malam awan dan kabut mulai menutup pertunjukan bintang di langit dan memaksa kami untuk mulai tidur di tenda.
Selamat Pagi 17 Agustus |
Puncak Mega 2223 Mdpl |
Malam terasa dingin banget. Jam 11 malem angin berhembus kencang. Tenda pun terasa mau terbang. Jam 2 pagi pun saya kebangun karena dingin banget. Badan sampai menggigil semua. Kami pun menyalakan kompor untuk mengurangi rasa dingin. Suhu waktu itu sekitar 13 derajat celcius. Hampir sama dengan suhu kulkas dirumah. Setelah dingin berkurang, saya dan a agi ga lanjut tidur. Kami ngobrol-ngobrol sambil nunggu pagi. Karena ga ada kerjaan, saya dengan A Agi keluar tenda untuk bikin api unggun. Di luar tenda, situasinya cukup parah. Kabut sangat tebal. Jarak pandang pun sangat pendek. Saking tebelnya, kabut itu turun udah kayak gerimis. Tapi karena pingin buat api unggun kami berdua tetep diluar.A Agi bertugas untuk menyusun kayu dan saya bertugas untuk memotong kayu bakar yang ukurannya cukup panjang (kayu dapet nemu dijalan dan disekitar camp). Setelah api nyala, suhu udara ga terlalu dingin lagi. Tapi tetap menggigil. Ya paling engga ga sedingin sebelumnya. Ga kerasa udah subuh. Setelah solat subuh dan leha-leha dikit, kami berempat langsung menuju puncak pukul 05.30 dan ternyata dipuncak udah lumayan penuh dan kami cuma dapet tempat dipinggiran. Ya lumayan lah, yang penting bisa lihat pemandangan.
Pemandangan dari atas puncak luar biasa indah. Lampu-lampu kota terlihat sangat indah. Mata saya pun rasanya ga mau berpaling matahari 17 agustus yang sangat indah. Sebuah keindahan yang luar biasa. Ditambah lagi ketika matahari mulai terbit. Kelihatan deretan awan yang tersusun seperti ombak lautan. Inilah yang namanya lautan awan. Meskipun awan-awan lokasinya agak jauh, tapi tetap kelihatan indah banget. Rasanya pingin berlama-lama dipuncak ini. Menikmati sebuah keindahan yang dibuat oleh Tuhan. Mantap lah pokonya.
Terimakasih
1. allah swt
2. orang tua di rumah
3.Temen muncak Dwi , A Agi , Opa , Rita , Muhtar , Gugum , Asep
4.PGPI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar